Link Fomototo Muncul di Mana-Mana: Ketika Algoritma Lebih Sayang Judi daripada Pendidikan

Coba buka ponselmu sekarang.
Ketik “cara daftar” di Google.
Apakah muncul “BPJS”, “KIP Kuliah”, atau “beasiswa pendidikan”?

Tidak.
Yang muncul lebih dulu: link Fomototo gacor hari ini”, lengkap dengan emotikon api dan caption:

“Daftar sekarang! Modal 10ribu bisa dapet motor, rumah, dan calon istri yang pengertian.”


Kenapa Link Fomototo Ada di Mana-Mana?

Jawabannya simpel: karena kita klik itu terus.

Menurut data Similarweb (2023), sejumlah situs berbasis hiburan digital seperti Fomototo bisa memiliki kunjungan bulanan setara dengan situs berita nasional.
Sementara itu, situs Kemdikbud, Kominfo, dan Perpusnas?
Trafiknya kalah oleh blog pribadi berjudul “Bocoran Pola Hari Ini Anti Rungkad”.

Logika internet modern sederhana:
Apa yang sering diklik, akan terus dinaikkan.
Dan link Fomototo… ya, jelas menang jumlah klik dibandingkan panduan membuat SKCK.


Media Sosial: Ladang Subur Link-Link Ajaib

???? Facebook: muncul di kolom komentar akun ustaz dan motivator
???? TikTok: diselipkan di bio akun yang isinya tutorial masak dan ASMR
???? Instagram: muncul di reply giveaway brand skincare
???? Grup WhatsApp keluarga: dikirim tante dari Palembang yang dulunya rajin share doa pagi

Link Fomototo kini seperti pengamen digital: kamu tidak undang, tapi dia muncul… dan kadang kamu kasih perhatian juga.


Ironi Digital: Negara Susah Sosialisasi, Tapi Link Fomototo Menyebar Sendiri

Pemerintah butuh anggaran miliaran untuk menyosialisasikan program nasional.
Tapi link Fomototo? Gratis, viral, dan disebarkan dengan semangat gotong royong warga +62.

“Bro, ini link aman, gw udah WD 300k semalem.”
“Coba deh yang ini, gacor bgt td subuh.”

Dalam waktu singkat, link-link ini tersebar lebih cepat dari link absensi Zoom kelas daring.


Kesimpulan: Link Fomototo dan Algoritma yang Lebih Pintar dari Rakyatnya

Link Fomototo bukan salah satu fenomena pinggiran internet—ia adalah produk utama dari budaya klik, budaya cepat, dan budaya cuek.

Dan jika kamu masih heran kenapa link Fomototo muncul lebih dulu daripada link vaksin, link pendidikan, atau link pertolongan kesehatan, ingat satu hal:

Algoritma hanya mencintai apa yang kamu cintai diam-diam.

Jadi kalau kamu ingin internet yang lebih mendidik,
jangan salahkan Google—salahkan jempolmu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *